Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hallo temen-temen apa kabar hari ini?.
Bosan dengan wisata alam? Waktunya anda mengunjungi wisata sejarah yaitu Makam Puteri Gading Cempaka, yang berada di Desa Pondok Kelapa Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Benteng. Puteri Gading Cempaka merupakan putri bungsu Raja Ratu Agung, yang memerintah pada masa Kerajaan Sungai Serut. Menurut cerita rakyat Bengkulu, Raja Ratu Agung adalah penjelmaan dewa dari Gunung Bungkuk. yang bertugas mengatur kehidupan di Bumi ini, Raja Ratu Agung dikenal sebagai raja yang adil dan bijaksana serta sangat disegani oleh rakyatnya.
Raja
Ratu Agung memiliki enam orang putra dan seorang putri. Keenam putra Ratu Agung
adalah Kelamba Api, Manuk Mincur, Lemang Batu, Tajuk Rompong, Rindang Papan, Anak Dalam, dan paling bungsu yaitu Putri Gading Cempaka. Kemahsyuran Kerajaan Sungai
Serut ini tidak hanya karena Rajanya yang bijaksana, tetapi juga karena
kecantikan Putri Gading Cempaka yang mempesona banyak pangeran-pangeran dari
negeri seberang ingin meminangnya.
Dari
sekian banyak pangeran, Putri Gading Cempaka beserta kerajaan menerima pinangan dari
Baginda Maharaja Sakti yang kemudian memimpin Kerajaan Sungai Lemau. Keduanya hidup bahagia
hingga akhir hayat.
Cerita
tentang kecantikan dengan kisah Putri Gading Cempaka ini sangat terkena di
provinsi Bengkulu, sehingga makam Putri Gading Cempaka ini selalu dikunjungi, tidak hanya dikunjungi
peziarah dari Kabupaten Bengkulu tengah. Namun juga warga dari luar Provinsi
Bengkulu seperti Provinsi Lampung, Palembang, hingga Jakarta.
Nah, bagi anda yang belum pernah
berziarah ke makam Putri Gading Cempaka, sangat aku direkomendasikan untuk
datang, dengan
jarak tempuk sekitar 19,7 km saja dari kota Bengkulu.
Setelah
usai berkunjung ke objek wisata sejarah, selanjutnya kita bealih ke wisata cagar budaya
yaitu Masjid
Padang Betuah yang terletak tak jauh dari lokasi danau gedang, masjid ini dibangun sejak akhir
abad ke 18 atau kurang lebih hampir 200 tahun yang lalu.
Nama
cagar budaya serta dinding dari papan kayu membuat masjid ini berbeda dengan
masjid lainnya, di
balik bangunannya masjid ini menyimpan sejarah penyebaran agama islam di
provinsi Bengkulu.
Masjid
ini tetap berdiri kokoh sejak tahun 1823 Masehi, meski berkali-kali di goyang gempa
bumi besar, Masjid
Padang Betuah ini berasal daru bahasa minangkabau yaitu padang batuah artinya
adalah pedang sakti, lalu berubah menjadi padang betuah sesuai menurut bahasa
melayu Bengkulu.
pemerintah
setempat menjadikannya sebagai cagar budaya, karena Masjid ini merupakan masjid
tertua di Provinsi Bengkulu, yang dulunya dibangun oleh salah satu ulama penyebar agama
islam bernama haji Mansyur. Sebagai
pusat penyebaran agama Islam dan tempat berkumpulnya masyarakat dalam melawan
penjajah yang dipimpin oleh H Mansyur.
pada
awalnya bangunan masjid ini beratapkan rumbia lalu diganti dengan seng. Selanjutnya, dinding masjid terbuat dari
semen, namun
bagian dalam dinding tidak diisi dengan batu bata melainkan bambu atau bidai. Bambu itu dibelah dan
dipecah-pecah. Lalu
setelah bambu tersebut disusun baru ditutup dengan semen dan tiang-tiang
penyangga masjid yang terbuat dari kayu disusun tidak terputus namun saling
menyambung, inilah
rahasia mengapa bangunan ini tetap kokoh meski dari goncangan gempa. Untuk tiba di lokasi wisata
ini sangat mudah, anda hanya menempuh perjalanan sekitar 21,3 km saja dari Kota Bengkulu.
Komentar
Posting Komentar
Hallo kak, terimakasih sudah membaca, yuk tinggalkan jejak dengan komentar positif ya, semoga hari kk menyenangkan:)